GAMBARAN PENGGUNAAN PENGOBATAN TRADISIONAL DAN ALTERNATIF PADA PENDERITA DISPEPSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI SIRING KECAMATAN SAMARINDA UTARA


Penulis

Wiwin Setyarini


Abstract / Deskripsi:
Latar Belakang : Dispepsia menempati urutan ke 10 penyakit terbanyak rawat inap di Indonesia yakni 1,52% (34.029 kasus). Dispepsia dapat diobati dengan pengobatan tradisional dan alternatif, yang telah lama digunakan berdasarkan pengetahuan, keterampilan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan. Menurut data penggunaan pengobatan tradisional di Indonesia menunjukkan persentase yang cukup besar antara lain menggunakan obat tradisional buatan pabrik (46%), dan yang paling sedikit menggunakan jamu gendong (14.3%). Hasil studi pendahuluan, di Puskesmas Sungai Siring kecamatan Samarinda Utara, menunjukkan kunjungan pasien dispepsia pada tahun 2017 di bulan juli sampai september berjumlah 106 orang, serta didapatkan juga dari 6 responden, terdapat 2 responden yang menggunakan pengobatan alternatif berupa pijat, dan 4 responden menggunakan pengobatan tradisional berupa jamu. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian yang lengkap untuk pendapatkan informasi mengenai penggunaan pengobatan tradisional dan alternatif. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran penggunaan pengobatan tradisional dan alternatif pada penderita dispepsia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Siring kecamatan Samarinda Utara. Metode : Penelitan ini menggunakan metode desain deskriptif. Sampel berjumlah 84 responden dengan Teknik Random Sampling dan analisa yang digunakan untuk menghasilkan distribusi dan presentase. Hasil : Hasil distribusi dan frekuensi dari 84 responden yang terbanyak yaitu, berdasarkan usia 10-40 tahun 45 responden (50%), perempuan 48 (57.2%), petani 31 responden (36.9%), tidak tamat SD 21 responden (25%). Penggunaan pengobatan tradisional terbanyak 38 responden (45.2%), dan penggunaan pengobatan alternatif terbanyak 24 responden (28.6%). Kesimpulan : Penggunaan pengobatan tradisional dan alternatif dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kepercayaan turun temurun, dan faktor ketersedian pengobatan tersebut. Masyarakat sungai siring juga menggunakan pengobatan tradisional dan alternatif jika penggunaan pengobatan farmakologi saat dikonsumsi tidak mengurangi gejala dispepsia, serta banyak yang tidak menggunakan pengobatan akupuntur, akupresur dan bekam, karena tidak adanya pengobatan tersebut di Puskesmas Sungai Siring.

Pembimbing Andri Praja Satria
Kategori d3 keperawatan ,
Kata kunci dispepsia , pengobatan alternatif , pengobatan tradisional ,
Penerbit Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Tahun 2018-07-27
Bahasa indonesia
Jenis skripsi
Halaman 15 Halaman
Hak Cipta Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur